Rabu, 23 November 2016

Ada Berapa Jenis Anoa? ...



Ditulis oleh Suryadi
Anoa banyak terdapat di pulau Sulawesi dan merupakan hewan asli sulawesi. Hewan endemik sulawesi ini memiliki nama keluarga Bovidae, jika diperhatikan lebih dekat hewan ini terlihat mirip dengan kerbau. Hewan ini tersebar mulai dari pesisir hingga kepegunungan. Anoa sebenarnya adalah hewan liar yang berhabitat di hutan dan juga padang rumput yang ada di Sulawesi. Tapi beberapa diantara mereka juga ditemukan didaerah rawa-rawa. Hewan yang suka hidup berpasangan ini terkadang juga ingin menyendiri dan memisahkan diri dari kawanannya, tapi sifat ini biasanya tidak lama dilakukan terlebih lagi jika ia sedang mengandung anak. Sudah jadi kebiasaan anoa akan melahirkan dalam kawanannya sehingga lebih aman, jadi sebelum melahirkan ia pasti akan kembali ke kelompoknya. 

Sore hari adalah waktu yang paling disukai oleh anoa untuk mencari makan. Setelah melewati siang hari yang panas tentu membuat perut kosong sehingga waktu sore tiba saatnya untuk mengisi kembali perut yang tadi kosong. Hewan ini juga sangat sensitif sekali terhadap sinar matahari, sehingga untuk melindungi tubuhnya dari sengatan matahari. Anoa adalah hewan pemakan tumbuhan seperti rumput dan daun-daunan. Anoa juga suka memakan ubi seperti ubi jalar dan singkong. Sepertinya hewan ini tidak pilih-pilih makanan, buah yang terjadih dari pohonnya pun juga dimakan. Meskipun tidak sering tapi anoa rutin meminum air laut, hal itu dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk menjaga kelengkapan mineral dalam tubuh.

Oleh para ahli dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama diberi nama Bubalus Quarlesi yang memiliki arti anoa yang tinggal di pegunungan. Kelompok yang kedua diberi nama dengan Bubalus Depressicornis yang memiliki arti anoa yang tinggal  di dataran rendah. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.

1.       (Bubalus Quarlesi) Anoa Hewan Pegunungan


anoa hewan pegunungan
Anoa Pegunungan
Bubalus Quarlesi adalah hewan  yang memiliki tempat tinggal di dataran tinggi dan pegunungan, meskipun hewan ini adalah hewan endemik Sulawesi tetapi juga ditemukan dipulau lain yaitu pulau Buton yang berada tidak jauh dari pulau Sulawesi. Anoa akan mencari tempat tinggal yang berdekatan dengan sumber air. Selain untuk mencari minum, sumber air biasanya akan ditumbuhi oleh banyak sekali tanaman dan tanaman ini merupakan makanan pokok baginya. 

Dikarenakan habitatnya berada  di pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk membuatnya lepas dari incaran pemburu. Sama halnya seperti manusia yang hidup berpasangan anoa juga memilih lawan jenis untuk dijadikan pasangan hidupnya. Bulu kecoklat-coklatan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh anoa. Dikarenakan udara di pegunungan lebih dingin membuat bulu yang dimiliki lebih tebal, ini adalah adaptasi alami yang dilakukan tubuh untuk menjaga suhu badan agar tetap hangat. 20 cm panjang yang dimiliki oleh tanduk anoa bentuknya seperti tanduk kerbau yang menghadap kebelakang. Keseluruhan panjang tubuhnya bisa mencapai  150 cm sedangkan ekor sekitar 27 cm terhitung dari pangkal hingga ujung. Berat badan yang  ideal untuk yang sudah dewasa adalah sekitar 140 kg dua kali lebih berat daripada saya hehehe... 

2.       (Bubalus depressicornis) Anoa Bukan Hewan Pegunungan


Anoa dataran rendah
Anoa Dataran Rendah
Bubalus Depressicornis merupakan hewan yang tinggal di dataran rendah yang tersebar merata di seluruh sulawesi. jenis ini juga ditemukan di pulau Buton. Bila dilihat dari jumlah populasinya bubalus depressiconis bisa dibilang menjadi hewan mayoritas sedangkan anoa Quarlesi adalah hewan minoritas. Beberapa dari mereka juga ditemukan di dataran tinggi tetapi dataran tinggi yang dimaksud tidak melebihi seribu meter diatas permukaan laut, belum ada catatan resmi yang menunjukkan bahwa  depressicornis pernah ditemukan pada ketinggian diatas 1000 meter. 

Bubalus depressicornis memiliki badan lebih besar dari pada  quarlesi. Hewan ini terlihat seperti kerbau bahkan tanduknya pun terlihat sama, tapi itu lah ciri-ciri yang membedakan mereka dari keluarganya yang tinggal di pegunungan. Bulu yang melekat ditubuhnya lebih sedikit dan tidak setebal bulu yang dimiliki oleh anoa pegunungan. Panjang badan yang dimiliki oleh hewan dataran rendah ini bisa mencapai 180 cm yang dihitung mulai dari kepala hingga ekor, sedangkan untuk berat badannya sendiri bisa mencapai  hingga dua kali lipat Quarlesi yaitu 300 kg.
             
Hewan ini telah menjadi simbol dari pemerintahan Sulawesi Tenggara karena disana memang rumahnya . Sebenarnya anoa adalah hewan peralihan, terbukti dengan habitatnya yang hampir tersebar merata diseluruh daratan Sulawesi. Tapi sayang hewan yang telah menjadi maskot pemerintahan daerah itu telah berada dalam ancaman kepunahan akibat dari perburuan liar yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi dewasa ini keadaan anoa semakin memprihatinkan. Akibat dari seleksi alam dan ulah oknum tak bertanggung jawab hanya menyisakan sekitar 5000 ekor saja. Berbagai anggapan masyarakat yang meyakini bagian tubuh bermanfaat bagi kesehatan membuatnya menjadi target pertama para pemburu.

Reproduksi Anoa


Menurut pengamatan para peneliti anoa biasanya hanya melahirkan satu anak dalam setahun. Sedangkan usia rata-rata  bisa mencapai 25 tahun dan dapat mulai bereproduksi pada usia 2 tahun. Lamanya induk  mengandung adalah berkisar antara 276-315 hari atau sekitar 10 bulan. Hanya sedikit yang pernah dilahirkan dalam keadaan kembar, hal yang paling umum adalah sang induk hanya melahirkan satu anak saja. Sedangkan ciri-ciri yang dimiliki oleh bayi adalah mempunyai bulu dengan corak kekuning-kuningan dan jumlah bulunya lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah dewasa. Warna bulu yang kekuningan tersebut akan mulai berubah warna hingga pada akhirnya warnanya akan menyerupai induknya, perubahan warna ini tentunya berbarengan dengan perubahan fisik yang dialami hingga mengjadi anoa dewasa. 

      Demikianlah sekilas artikel tentang ada berapakah jenis anoa? ... semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih telah berkunjung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar